PELAPORAN KEUANGAN, PERUBAHAN HARGA DAN STANDART AUDIT , AKUNTANSI GLOBAL
TRANSLASI MATA UANG ASING
RAHMANIA SHOFA (27213179)
PRISKA GUSTINA PUTU. P.P (26213932)
Kelas : 4EB06
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
I.
PELAPORAN
KEUANGAN DANPERUBAHAN HARGA
1.1.
Pengertian
Perubahan Harga
Untuk memahami
istilah perubahan harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik. Perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Disebut inflasi jika terjadi kenaikan harga secara keseluruhan dan
disebut deflasi jika terjadi penurunan harga. Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Pengertian
mengenai perubahan harga dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perubahan Harga Umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
2.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
1.2.
Mengapa
laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan?
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran dapat mendistorsi :
1) Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2) Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3) Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang
dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1.
Kenaikan dalam proporsi pajak
2.
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
3.
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para
pekerja
4.
Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya
beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan.
Fungsi
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan
harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut.
Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam
kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.
Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
1.3.
Jenis-Jenis
Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis
perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi
keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata
uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut
mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai
contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan
didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang
nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode
kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli
kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi)
dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,
jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar
dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Indeks Harga
1.
Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan
tingkat harga.
2.
Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan
Indeks Harga
1.
Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan
jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya
beli pada akhir periode.
2.
Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan
tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih
merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang
dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
1.4.
Penyesuaian
Biaya-Kini
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
1.5.
Biaya
Kini Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan
tingkat harga umum menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya
adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir
tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan
untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model
ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset
nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian
perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya
beli umum.
1.6.
Pendekatan
terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1.
Amerika Serikat
FASB 1979
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang
“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan
perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum
dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki
total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli
tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2.
Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting
Practice-SSAP 16).
Perbedaan
SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
2.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan
laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di
Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Dengan
perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan
pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka
yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA
mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal
kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme
Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non
moneter perusahaan.
3.
Brasil
Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum
Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian
tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan
laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian
ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi
perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
1.7.
International Accounting Standars Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan
posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal
di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus
mengungkapkan:
1) Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya
beli umum unit pengukuran telah dilakukan
2) Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan
utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3) Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal
neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4) Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.
II.
STANDART
AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
2.1.
Survey
Konvergensi Internasional
A. Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi
internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T
Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat,
pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28
September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi
dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan
mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi
dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba
menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di
negara masing-masing.
PricewaterhouseCoopers
melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip
akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
·
Standar
laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh
dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan
dikurangi.
·
Para investor dapat mengambil keputusan yang
lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko
keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan
lebih terjaga.
·
Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan
strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
·
Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat
ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
·
Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas
berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan
kualitas terbaik.
B. Kritik
terhadap Standar Internasional
Proses
menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh
lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar
yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional,
politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk
memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Kritikus
bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk
perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak
terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah
versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku
umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang
disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
C. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Seiring berkembangnya
penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar
negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan
keuangan untuk lintas batas negara.
Dua
pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas
negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga
dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima
laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara
asal.
D. Evaluasi
Pertentangan mengenai
harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan.
Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun,
bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi
internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara
luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau
bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara
sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses
harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan
usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi
internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons
alami terhadap tuntutan ekonomi.
2.2.
Beberapa
Peristiwa Penting Dalam Sejarah Penyusunan Standart Akuntansi Internasional
Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar
akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi
tersebut:
1) Tahun 1973 Ã Pendirian
International Accounting Standars Committee (IASC).
2) Tahun 1976 Ã Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi
arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
3) Tahhun 1977 Ã Pendirian
International Federation of Accountans (IFAC).
4) Tahun 1977 Ã Dewan
Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
5) Tahun 1984 Ã London
Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi
internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
6) Tahun 1989 Ã IASC
mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan
menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
7) Tahun 1996 Ã Securities
and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
8) Tahun 2001 Ã
Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB
dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
9) Tahun 2002 Ã IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi
antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
10)
Tahun 2003 Ã European Council menyetujui
pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan
inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
11)
Tahun 2004 Ã Australian Accounting
Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi
Australia.
12)
Tahun 2005 Ã Menteri Keuangan CIna
melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar
Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011.
IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
13)
Tahun 2006 Ã IASB menerbitkan laporan
tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
14)
Tahun 2007 Ã SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi
perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.
2.3.
Ikhtisar
Organisasi Besar
a)
International Accounting
Standards Board (IASB)
Tujuan dari
IASB adalah :
·
Mengembangkan
untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas
tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi
berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan
kondisi keuangan lainnya.
·
Memajukan
penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
·
Memperhatikan
kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna
memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·
Meningkatkan
kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi
International dan Standar Pelaporan Keuangan International.
b) Commision of European Union (EU)
Uni Eropa
didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan
menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya.
Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan
standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni
Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh
Negara yang menjadi anggotanya.
Salah satu
cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa.
Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan
melaksanakan prakarsa besar untuk:
· Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
· Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
· Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan
yang terdaftar
c)
International
Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari
IOSCO adalah:
·
Bekerja
bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar
yang adil, efisien, dan baik.
·
Bertukar
informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar
domestic.
·
Menyatukan
usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap
transaksi sekuritas di setiap negara.
·
Saling
membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara
teliti dengan menindak segala pelanggaran.
d) International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan
memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan
mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas
tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah
kepentingan publik dimana
keahlian profesi tersebut lebih relevan.
e)
Kelompok
Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International Standards
of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi,
reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu
pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh
perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami
transisi ekonomi.
f)
Organization
of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara
perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama
Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja.
OECD mempublikasikan Tren
Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar
keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah
memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.
2.4.
Manajemen
Informasi dan Hiperinflasi
Dalam lingkungan dengan
inflasi tinggi, laporan keuangan disiapkan dalam penyesuaiannyya dengan FAS No.
52 yang cenderung membalikkan kenyataan dengan :
·
Menentukan
atau mengecilkan pendapatan dan pembiayaan
·
Penerjemahan
laporan untung dan rugi yang sulit untuk diinterpretasikan
·
Membelokkan
performa perbandingan dari waktu ke waktu.
2.5.
Masalah
Pengendalian Keuangan
Sebuah pertanyaan tentang
strategi dan system informasi yang telah diputuskan, pergantian perhatian pada
area yang sama pentingnya dalam pengendalian keuangan dan evaluasi kerja.
Pertimbangan ini sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :
1) Melaksanakan strategi keuangan global MNE
2) Mengevaluasi tingkatan di mana strategi yang dipilih berperan dalam meraih
target perusahaan
3) Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target financial perusahaan
seefektif dan seefisien mugkin.
Sistem kendali keuangan hasilnya, adalah system komunikasi dan pengukuran
kuantitatif yang memfasilitasi pengendalian dengan cara (1) mengomunikasikan
target keuangan yang tepat dalam organisasi, (2) menjelaskan criteria dan
standar untuk mengevaluasi kinerja, (3) mengevaluasi kinerja, dan (4)
memberitahukan deviasi antara kinerja aktual dan terencana bagi yang
bertanggungjawab.
Sistem
Pengendalian Multinasional Melawan Domestik
Penelitian menunjukkan bahwa
system yang digunakan oleh kebanyakkan perusahaan multinasional untuk
mengendalikan usaha luar negeri mereka adalah identik dengan semua system yang
digunakan perusahaan domestik. Sistem pokok yang digunakan di luar negeri
mencakup pengendalian financial dan permodalan serta kecenderungan untuk
menggunakan standar serupa yang dikembangkan untuk mengevaluasi usaha domestik.
David Hawkins menwarkan empat alasan dasr untuk hal ini :
1) Pertimbangan pengendalian keuangan pada tahapan awal pembentukan sebuah usaha luar
negeri jarang kritis.
2) Biasanya memang lebih murah untuk memindahkan system domestic dari pada menciptakan
seluruh sistem dari awal untuk usaha luar negeri.
3) Untuk menyederhanakan persiapan dan penggabungan laporan keuangan gabungan
, pengendalaian perusahaan tetap memaksa bahwa semua cabang usaha menggunakan
format dan jadwal yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data usaha dan
finansial.
4) Dewan eksekutif pembentukan sistem domestik dalam usaha luar negeri dan
atasan perusahaan mereka lebih nyaman jika mereka dapat meneruskan untuk
menggunakan seperti halnya sistem pengendalian domestik, karena mereka telah
meraih titik tertinggi dalam manajemen dengan menguasai sistem domestik.
2.6.
Penetapan
Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada
tahapan produksi, banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan standar sistem
pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi dari
sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Biaya produksi
sebenarnya kemudian dibandingkan dengan biaya yang diperkirakan. Perbedaan
hasil antara biaya standard dan sebenarnya diuji sebagai sebuah dasar untuk
bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan. Proses ini bisa
disimpulkan sebagai sebuah model harga dasar.
Sementara digunakan sebagai
target, biaya yang diizinkan juga tidak statis. Selama produksi, biaya yang
diizinkan dikurangi setiap bulannya sengan sebuah nilai pengurangan biaya yang
berdasarkan pada objektif profit jangka pendek. Pada tahun-tahun selanjutnya,
biaya sebenarnya dari tahun sebelumnya adalah titik awal untuk pengurangan
lebih jauh lagi, dengan demikian hal ini memastikan adanya pemotongan selama
mobil masih dalam produksi. Pasar dengan sistem ini, dikenal sebagai pembiayaan
kaizen, secara signifikan mengurangi kepercayaan terhadap sistem pembiayaan
standar tradisional. Sistem pembiayan standar mencoba untuk memperkecil
perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Pembiayaan kaizen
menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang
diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.
Konsep
Penetapan Biaya Standar versus Kaizen
Konsep
biaya standar
|
Konsep
biaya kaizen
|
Pengendalian
biaya
Berdasarkan
pada kondisi produksi yang ada
Sasaran:
seragam performa standar
Ketentuan
standar ditetapkan tiap tahun
Analisis
varian berdasarkan atas actual versus standar
Menginvestigasi
ketika standar tidak tercapai
|
Pengurangan
biaya
Berdasarkan
pada peningkatan produksi yang berkesinambungan
Sasaran:
mencapai target pengurangan biaya
Pengurangan
biaya ditetapkan perbualn
Meneruskan
perbaikan dalam metode produksi demi meraih target biaya
Analisis
varian berdasarkan pengurangan biaya tetap
Menginvestigasi
ketika target biaya tidak tercapai
|
Konsep pembiayaan strategis
lainnya yang diperkenalkan oleh orang Jepang adalah perilaku pembiayaan. Dalam
proses sebuah sistem pembiayaan, biaya tambahan diterapkan untuk servis
barang dan servis rutin dengan menggunakan aplikasi nilai biaya tambahan. Dari
sudut pandang pembiayaan akuntansi tradisional, bioaya tambahan manufaktur
dialokasikan untuk produk yang memiliki sebab-akibat.
2.7.
Evaluasi
Performa Usaha Luar Negeri
Penilaian performa adalah inti
untuk sebuah sistem pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi performa tepat
guna mengizinkan dewan manajemen untuk
1) Memastikan perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2) Menilai profitabilitas dari usaha yang ada.
3) Wilayah yang tidak bekerja sesuai rencana.
4) Mengalokasikan sumber-sumber bagi perusahan secara produktif.
5) Mengevaluasi performa manajerial.
Penilaian perfoma usaha luar
negeri harus berurusan dengan kerumitan tersebut seperti nilai tukar yang
melambung, inflasi luar negri, biaya transfer, budaya antar negara yang
berbeda. Dan pengaruh lain dari lingkungan stempat. Jika semua factor ini
diabaikan, risikonya pada perusahaan induk akan mendapatkan pengukuran hasil
usaha yang tidak tepat. Performa standar yang tidak tepat mungkin memotivasi
manajer di luar negeri untuk mengambil tindakan yang tidak sejalan dengan
target-target perusahaan. Akibat langsungnya adalah berkurangnya efesiensi
perusahaan dan (kemungkinan) berkurangnya persaingan.
Konsistensi
Hasil survey menunjukkan bahwa
hakikat penialian performa adalah untuk memastikan profitabilitas. Investasi
luar negeri lainnya adalah untuk menekan biaya produksi. Alasan lain untuk
memperluas ke luar negeri meliputi kebutuhan untuk :
1.
Supaya tidak
kehilangan pasar luar negeri pada pesaing utama.
2.
Menciptakan
pasar untuk komponen-komponen dan prosuk yang bersangkutan.
3.
Menganekaregaman
risiko bisnis.
4.
Mencari
pangsa pasar baru.
5.
Memenuhi
regulasi pemerintah.
6.
memperbesar
biaya tambahan di antara unit-unit yang paling menghasilkan.
Kebanyakan objektif ini adalah
strategis daripada taktis. Menekankan pada profitabilitas jangka pendek dan
efesiensi yang bisa mengalihkan perhatian dari manufaktur kritis dan
strategi perusahaan dan mengasingkan perusahaan pribadi.
Kegunaan dari pengkuran
performa nonfinansial untuk melengkapi pengukuran performa financial
tradisional adalah konsisten dengan ide kontemporer dengan menggunakan catatan
neraca (balance scorecard). Manajer cabang perusahaan harus berperan penuh
dalam menetapkan semua objektif mereka.ketaatan pada target jangka panjang bisa
dicapai dengan memastikan bahwa target-target peforma jangka pendek dan manajemen
insentif tercapai dalam rencana strategis perusahaan.
Kriteria
Performa
Patokan tunggal tidak mungkin
mencakup setiap actor dari performa bungan bagi markas utama manajemen. Dua
criteria atau lebih criteria performa keuangan yang digunakan oleh MNC untuk
menilai usaha luar ngeri mereka adalah hasil dari penanaman modal (ROI) dan
performa yang dianggarkan. ROI menghubungkan pendapatan perusahaan dengan
sebuah investai dasar yang jelas; performa yang dianggarkan membandingkan
performa usaha dengan anggaran. Pengendalian anggaran berarti bahwa adanya
perbedaan antara anggaran dan performa sebenarnya yang bisa diusut oleh manajer
atau unit yang bertanggung jawab, satu penelitian klasik menunjukkan bahwa
pengendalian anngaran lebih baik dari pada perbandingan ROI untuk menilai
performa manajerial. Pengukuran ROI mungkin lebih tepai untuk mengukur performa
unit, sementara perbandingan anggaran mungkin lebih berguna dalam menilai
manajer.
Ukuran penting nonfinansial
mencakup bursa saham, produk dan proses inovasi performa tepat waktu,
rekewajiban produk, merespons pelanggan, pengembangan diri (diukur dalam jumlah
yang dipromosikan), moral pegawai, (dipastikan dengam survey opini di tempat),
dan pengukuran produktivitas. Tidak ada yang signifikan adalah performa dalam
tanggung jawab social dan hubungan pemerintah setempat. Faktor nonfinansial seperti itu adalah vital untuk memastikan keberlangsungan
kesuksesan di luar negeri.
Meskipun kesulitan dalam
pengukuran, praktik kriteria
non-finansial juga dianggap penting. Survey sebelumnya menyarankan bahwa bursa
saham adalah penting, diikuti oleh produktivitas, hubungan dengan pemerintah
setempat, kualitas pengendalian, serta pengembangan dan keamanan pegawai.
Persoalan tambahan lainnya adalah menyangkut pengenalan dan pengukuran komponen
yang relevan pada indicator aanggaran dan ROI. Keanekaragaman dalam ROI dan
perbandingan anngaran yang berhubungan tepat dengan unsur-unsur pendapatn dan
dasar investasi.
Ketentuan
Pengkuran dan Perubahan Harga dalam Penilaian
Perancang sistem penilaian
untuk usaha luar negeri juga harus menghasapi ketentuan pengukuran akuntansi.
Pelaporan kembali seperti itu secara langsung memengaruhi pengukuran untuk
komponen beragam ROI dan statistic kinerja penganggaran dan evaluasi kinerja.
Sebuah sistem informasi internal, pengaruhnya sensitive dalam perubahan harga,
memberikan landasan untuk strategi manajemen inflasi.untuk pembahasan yang
lebih mendetail dari ketentuan tersebut, kami menggambarkan sebuah studi kasus
yang menguji praktik penialian performa ICI, perusahaan bahan kimia raksaksa di
Inggris.
2.8.
Standar
Performa
Sebuah perusahaan mungkin
memiliki standar tertentu, seperti ROI minimum yang diperlukan, dimana ini
diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk; atau menyusun level ROI
berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya atau aliran produk. Semua
standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan kemudian bisa dibandingkan
dengan hasilnya.performa juga bisa diukur setiap saat.performa masa lampau
biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di periode berikutnya. Pada
akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha luar negri mereka
sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu dengan yang
lainnya.
Membandingkan performa unit
usaha luar negeri terhadap semua pesaing
mereka mungkin sangat berguna. Sebagai contoh, ketika pesaingnya adalah perusahaan local, masalah ketersediaan
dan kecukupan data mungkin sangat penting, khususnya jika pesaingnya adalh
pihak swasta. Ketika data tersedia, perbandingan mungkin akan sulit. Kebijakan
harga transfer dab prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk bisa ditentukan.
Perbandingan silang menyatukan semua permasalahan ini.
Membandingkan cabang
perusahaan dengan unit lain dari perusahaan induk, baik di dalam maupun di luar
negeri, harus dilakukan dengan penuh perhatian, karena pertanyaan mengenai
komparabilitas muncul kembali perbedaan dalam objektif cabang perusahaan secar
otomatis akan membiaskan perbandingan performa kecuali dihitung secara
langsung. Jika objektif perusahaan sama, perbedaan dalam risiko Negara harus
diperhatikan, jika resiko yang lebih tinggi diganti dengan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi, maka sangat masuk akal untuk mengharapkan adanya keuntungan
dari usaha di Negara yang lebih beresiko. Saat ini, akan tetapi, tidak ada
satupun yang menyetujui formula landasan bagaimana untuk menyatukan Negara
beresiko pada penilaian performa.
Penilaian performa berdasarkan
pada sebuah perusahaan besar standar biasanya tidak memuaskan. Anggaran
performa adalah standar perbandingan yang lebih berguna untuk bisnis
multinasional. Anggaran realistis memungkinkan performa target untuk menyatukan
penghitungan yang unik untuk unit tertentu. Perbandingan performa actual dengan
anggaran juga memungkinkan manajemen utama untuk membedakan hasil dimana
manajer cabang bisa menanganinya dengan penuh tanggung jawab untuk semua yang
ada dalam kendali mereka.
Berikut adalah tujuh
peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam menilai hasil
usaha luar negri:
a)
Cabang
perusahaan luar negri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen
ketika mereka adalah komponen system multinasional.
b) Kriteria laba modal perusahaan besar didukung oleh ukuran performa yang
dikaitkan secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha
luar negeri.
c)
Target jelas
yang memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal cabang
perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
d) Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua
objektif ini, alasan penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan
yang tidak terduga.
e)
Manajer
cabang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil di luar kendali mereka
(di dalam dan di luar negeri).
f)
Manajer
cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun
target-target dimana mereka akan dinilai.
g) Pengukuran performa ganda, financial dan non-finnsial, harus digunakan
dalam menilai usaha luar negeri.
Nilai
Pelaporan
Manajer keuangan memiliki
tanggung jawab yang tidak hanya untuk memastikan keluhan dengan objektif yang disebutkan
tetapi untuk menyatu dalam penciptaan nilai. Penciptaan nilai memerlukan
laporan baik ukuran dan proses financial maupun non-finansial yang memberikan
manajer dan pemegang saham perusahaan indicator prediktif dan historis nilai
pemegang saham. Penilaian ini juga mengetahui bahwa informasi yang berguna bagi
manajemen merupakan minat dari para investor untuk menilai calon perusahaan
mereka.
Perusahaan yang menggunakan
pelaporan nilai adalah Infosys Technologies, membahas deskripsi kasus landasan pelaporan
nilai perusahaan. Untuk meningkatkan transparansi mereka dengan kalangan
investor, Infosys menyediakan investor dengan data yang digunakan oleh pihak
internal perusahaan untuk menjaga hubungan mereka. Konsep yang menuntun pada
pengungkapan tersebut dipetakan di bawah ini:
Penciptaan
nilai → Penyajian nilai → Realisasi nilai
Nilai diciptakan dengan
mengembangkan dan menetukan strategi usaha yang menghasilkan nilai positif
bersih saat ini dari arus kas terduga. Nilai disajikan dengan melaksanakan pengendalian
keuangan dan penyatuan manajemen yang efektif dari perusahaan yang beresiko.
Informasi jelas yang
disediakan untuk investor yang konsisten dengan pengungkapan kerangka kerja
dalam tampilan diatas mencakup informasi dalam bentuk penilaian, tambahan nilai
ekonomi, asset tak berwujud, laporan posisi keuangan termasuk asset tak
berwujud, laporan biaya keuangan saat ini, sumber daya akuntan, dan laporan
nilai tambahan.
Perusahaan menggunakan
pengukuran yang sama untuk pengukuran performa bisnis internalnya. Hal ini
menjamin keseragaman antara pengukuran financial dan non-finansial yang
digunakan oleh pihak dalam dan semua yang digunakan di pasar. Model informasi
ini digunakan oleh Infosys sebelum hal ini dilemparkan ke public pada tahun
1993. Infosys adalah sebuah contoh yang baik dari sebuah perusahaan yang telah
dengan tetap menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis internasional.
SUMBER :
Choi,
Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.
2010: Salemba Empat.
Frederick
D.S Choi, Gary K. Meek, International Accounting, Buku 2 Edisi 6, Penerbit:
Salemba Empat
https://safiram.wordpress.com/2016/04/17/bab-6-pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
http://akbarmuhammadakbar.blogspot.co.id/2016/05/perencanaan-kendali-manajemen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar