Mengatasi utang luar negeri
Kelompok 1EB07 :
Yusuf
Prabu (29213639)
Dista
Kirana Putri (22213599)
Rahmania
Shofa (27213179)
Muhammad
Wildan Sundana (26213177)
Utang atau
pinjaman luar negeri adalah, dimana negara Indonesia meminjam dana dari luar
negeri untuk pembangunan atau kepentingan lain di negara ini. Penerima utang
dapat berasal dari pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Pinjaman dapat
diperoleh dari World Bank, Lembaga Keuangan Internasional (IMF), maupun bank
swasta.
Dilihat
dari sejarahnya, Indonesia sudah terlibat utang luar negeri sejak masa orde
baru, Presiden Soeharto kala itu menata ulang sistem perekonomian Indonesia,
agar terciptanya stabilitas dan pemulihan perekonomian Indonesia. Kini utang
Indonesia pada tahun 2012 sebesar Rp 1.977,71 triliun dan pada tahun 2013
mencapai 2.273,76 triliun, belum lagi tingkat suku bunga yang terus bertambah,
bahkan bunga yang diberikan dua kali lipat dari anggaran pembangunan. Utang ini
diolah untuk beberapa kepentingan seperti keperluan pertambangan, pertanian,
kehutanan, industri, pembangunan dll.
- Meninggikan nominal bea cukai, agar lebih terorganisirnya barang-barang luar negeri yang masuk ke Indonesia, terutama barang barang mewah seperti tas bermerk, mobil sport, motor gede, dll.
- Segera melunasi utang tersebut, sedikit demi sedikit agar bunga tidak terus bertambah.
- Membatasi barang impor yang masuk ke Indonesia.
- Memaksimalkan hasil kekayaan alam Indonesia, tanpa campur tangan negara lain.
- Tidak menyetujui proyek-proyek yang dinilai kurang bermanfaat, bahkan tidak transparan arus keuangannya.
- Mengasah ilmu pengetahuan SDM di Indonesia agar mampu bersaing dengan SDM di luar negeri.
- Mengembangkan sistem teknologi, agar tidak bergantung pada negara lain.
- Memberi pengertian kepada masyarakat akan produk dalam negeri lebih unggul dibanding produk impor.
- Menyadarkan masyarakat agar taat membayar pajak.
- Meminimalisir pembelanjaan negara.
- Buat aturan baku untuk masyarakat tentang siapa saja yang berhak menerima subsidi BBM, seperti kalangan menengah kebawah, bagi kalangan atas diperingatkan untuk menggunakan BBM non subsidi.
- Memaksimalkan hasil pendapatan negara untuk dapat mensejahterakan rakyat.
- Meminimalisir biaya.
Dengan masih
terlilitnya Indonesia akan utang luar negeri, bangsa ini tidak akan mencapai
titik kejayaan sampai kapanpun, karena setiap ada tabungan negara, hal pertama
yang terpikirkan adalah untuk melunasi utang luar negeri, hal ini akan membuat
rakyat semakin menderita, pengangguran dimana-mana, jaminan kesehatan rakyat
terbengkalai, sistem pendidikan masih memperihatinkan, kesejahteraan yang tidak
merata, dan warga miskin yang semakin banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar